anda pengunjung ke :
HOME FUN MMB
HOME FUN MMB
1.
TIDAK NYAMAN (DS)
Merupakan
hal yang wajar bagi setiap manusia ketika memiliki rasa ketidaknyamanan hidup.
Itulah hal yang saya alami ketika mulai merasakan tidak nyamannya hidup seperti
saat ini. Mengapa demikian ? alasannya banyak sekali. Salah satunya ialah hidup
saya yang diabatasi waktu karena bekerja. Saya seolah dihargai dengan waktu
saya sendiri. Selain itu, faktor ekonomi keluarga saya juga yang menuntut saya
untuk terus menghasilkan uang, karena ayah saya yang sudah tua, dan saya secara
tidak langsung menjadi pembiaya bagi keluarga saya.
Ya,
pada saat ini saya bekerja di salah satu perusahaan sebagai teknisi laptop.
Awalnya saya nyaman dengan gaji sebesar itu, namun ketika saya mempelajari dan
mendalami bisnis, saya mulai merasa gerah dengan pekerjaan saya. Seakan hidup
saya kurang mulia karena harus diperintah oleh orang yang tidak seagama dengan
saya. Di Madrasah Mujahid Bisnis (MMB) yang di pimpin langsung oleh “kiyai”
kang Rendy Saputra (pemilik darusy syabab) ini, saya dilatih dan dididik
bagaimana saya keluar dari ketidaknyamanan itu, yaitu dengan cara dilatih agar
Insya Allah menjadi seorang pengusaha, seorang entrepreneur yang berlimpah,
tapi tidak melupakan kehidupan akan akhirat sana. (amiin).
Pekerjaan
yang dibatasi waktu, yang dilanjutkan dengan kuliah membuat saya begitu
mengerti akan berharganya waktu. Saya bekerja sehari 8 jam , hanya dibayar
sekitar 1,4 juta perbulan. Kondisi
keluarga saya yang pas-pasan sangat membuat saya prihatin,dan saya berjanji
bahwa saya akan sukses, menjadi orang yang berguna bagi keluarga, bangsa, dan
agama. Semoga dengan ,mengikuti pelatihan Madrasah Mujahid Bisnis (MMB) ini
merupakan titik awal kebangkitan hidup saya dari keterpurukan, dari ketidak
nyamanan, dari kenistaan, dan dari kemelaratan hidup ini. Aamiin ya Rabbal
alamiin.
Hari-hari
saya lewati, tapi uang / gaji saya seakan tidak berubah. Mau secapek-capeknya
saya bekerja, atau pun semalas-malasnya saya bekerja, saya tetap digaji segitu,
seakan hidup saya sebagai karyawan menjadi “beban” bagi perusahaan. Awalnya
saya sempat berpikir, untuk apa saya bisnis, toh temen-temen saya juga pada
bisa hidup dengan bekerja?, namun demi Allah! Saya serius ingin merubah nasib
keluarga saya. Saya ingin meneruskan cita-cita saya oleh adik saya. Saya sangat
sedih kenapa orang miskin tidak dihargai oleh masyarakat? Oleh orang-orang
diluaran sana. Kala itu, ketika saya ikut ujian masuk UPI, Alhamdulillah dengan
penuh rasa syukur saya lulus ke UPI. Tapi apa yang terjadi pada orang seperti
saya ? padahal semenjak saya SMA, saya memang pingin masuk UPI, dan
Alhamdulillah lulus, tapi kelulusan itu hanya sebuah pengumuman semata.
Pengumuman yang tidak ada artinya bagi saya. Pada saat daftar ulang UPI, semua
mahasiswa yang lulus UPI harus membayar sekitar 13-20 juta rupiah. Saya hanya
punya uang sekitar 5 juta, itu pun hasil pemberian dari sodara-sodara dan nenek
saya. Saya berniat dengan sungguh-sungguh untuk membayar DP 5 juta dulu, tapi
pada saat itu, rektor UPI tidak mempedulikan saya. “Tidak ada potongan biaya
bagi mahasiswa baru, dan semuanya harus cash!” jelas rektor UPI itu. Bagi saya , itu merupakan pukulan
keras yang menimpa saya karena tidak jadi masuk UPI hanya karena UANG. Semenjak
kejadian itu, saya bersumpah untuk menjadi orang berlimpah. Menjadi orang
penting di dunia dan akhirat ini. Meskipun saya harus bekerja banting tulang,
demi merubah hidup saya ini. Dan ternyata, setelah ikut pertemuan kedua kemarin
di Madrasah Mujahid Bisnis yang diisi oleh pemateri Kang Rendy itu, ternyata
menjadi seorang pengusaha lebih mulia daripada seorang karyawan.
Menilik
sejarah para Sahabat Rasulullah SAW. Ternyata mereka merupakan orang-orang yang
sangat patut ditiru setelah Rasulullah. Mereka tanpa hitung-hitungan
menyedekahkan hartanya. Abu Bakar Ash Shidq yang menyedekahkan seluruh hartanya
demi jalan Allah, Umar bin Khattab,Utsman bin ‘affan, ‘ali bin abi thalib, dan
masih banyak lagi para sahabat yang secara ikhlas mereka sedekahkan hartanya di
jalan Allah swt. Tapi apakah para sahabat itu miskin ? jawabannya TIDAK! Para
sahabat itu merupakan orang-orang yang berlimpah. Pengusaha-pengusaha sukses
pada jamannya. Mereka tak henti-hentinya cari uang, kemudian diberikan di jalan
Allah. Itulah yang menjadi saya termotivasi untuk sukses. Termotivasi menjadi orang
penting di dunia dan akhirat.
Sebelum
bekerja sebagai teknisi laptop, Dulu saya sempat masuk mahad islam. Disana
lingkungannya begitu luar biasa. Tiada hari tanpa Al-quran itu mereka
praktikan. Tiap waktu hampir tiap orang membawa Al-quran. Lama-lama pun saya
terbiasa dengan kondisi itu. Shalat tepat waktu, dhuha tiap hari, tahajud
hampir tidak pernah bolos karena teman-teman dan lingkungan saya yang membuat
seperti itu. Tapi karena waktu itu ayah saya di rawat di rumah sakit hasan
sadikin karena penyakit jantung, maka saya putuskan untuk keluar dari mahad
itu, dan saya memilih untuk bekerja. Ternyata dunia kerja tidak senyaman dunia
di mahad. Lingkungan yang bisa di katakan jauh dari agama, waktu yang sangat
sempit, yang ketika shalat dzuhur itu hanya 3 menit, dan shalat ashar selalu di
akhirkan. Keadaan yang sebenarnya membuat saya tidak nyaman untuk terus berada
di lingkungan seperti ini. Mudah-mudahan dengan mengikuti pelatihan MMB ini,
saya benar-benar bisa kembali lebih dekat dengan Sang Maha Kuasa . aamiin.
2.
Strong way (sw)
Seperti
yang telah dipaparkan di atas, bahwa saya mengikuti pelatihan ini dengan
serius. Saya ingin mengubah hidup saya menjadi lebih baik yaitu dengan menjadi
seorang pengusaha. Seorang yang lebih mulia . Sebenarnya hari ini pada tanggal
15/11/11 saya ada kuis di kampus saya, namun saya memilih untuk mengerjakan
home fun ini karena saya yakin akan keberhasilan di depan sana. Alasan lainnya
saya mengikuti pelatihan Madrasah Mujahid Bisnis ini karena saya bingung akan
tujuan hidup saya. Dari dulu saya sudah ingin menjadi seorang pengusaha, namun
action yang saya lakukan belum pernah sama sekali. Di pikiran saya hanya
dibatasi dengan bisik-bisik syaithon yang selalu ada dalam setiap mengambil
action. Ketika mau buka usaha, saya takut rugi lah, takut seperti tetangga saya
yang membuka servisan printer di cibiru. Awalnya dia yakin 100% dengan usaha
nya, namun ketika action, dia telah menghabiskan sekitar 25juta dalam usahanya,
dan hasilnya dalam 6 bulan pertama persis tidak ada income sama sekali, padahal
ia harus membayar uang sewa rumah, listrik,makan,dll. Dan akhirnya ia pun
gulung tikar. Itulah yang selalu membuat saya lemah dalam action. Bayangan
teman saya itu seakan hadir dalam hidup saya. Dan akhirnya saya pun memilih untuk
no action.
Ada
hal yang sangat berbeda pada kasus ini. Biasanya ketika saya meminta doa pada
orang tua saya, orang tua saya selalu dan menyetujui mendoakan nya. Namun pada
saat itu lain. Ketika saya ngomong ke orang tua saya bahwa saya bakalan bikin
usaha dan keluar kerja, orang tua saya malah sedih mendengar keputusan saya.
Dia memikirkan bagaimana kalau saya tidak akan sukses, padahal saat ini saya
sudah bekerja dengan nyaman, dia menyayangkan keputusan itu kalau sampai
terjadi. Namun pelan-pelan aku jelaskan mereka, aku yakinkan mereka, aku kasih
contoh mereka dengan orang-orang sukses yang menempuh hidupnya dari nol. Dan
Alhamdulillah, akhirnya saya dapat restu dari orang tua saya, yang insya Allah
mendoakan anaknya untuk lebih berhasil lagi.
Di
pertemuan kedua kemarin, kang rendy sempat menjelaskan arti pengusaha
sebenarnya. Bagaimana seorang pengusaha itu ternyata tidak selalu punya ide
yang cemerlang, ataupun tidak selalu punya uang banyak, atau juga tidak selalu
kita yang menjalankan usaha itu. Sebetulnya pertanyaan saya selama ini sudah
terjawab di pertemuan kedua kemarin, namun saya masih penasaran dengan potensial
natural itu sendiri. Saya sebenarnya masih bingung bahwa saya cocok nya usaha
dalam bidang apa. Saya ingat cerita kang Rendy Saputra ketika dalam seminarnya
menjelaskan bahwa ada dua orang yang ikut dalam suatu seminar, kedua orang itu
sama – sama buka usaha ternak lele. Mereka mengikuti pelatihan atau seminar
yang sama, dan juga usaha yang sama di tempat yang berbeda. Namun hasilnya apa
? ketika yang satu itu sangat sukses dalam usaha lele nya, tapi orang ini
berbeda dengan nasib temannya itu. Orang ini gagal total, ternak lele nya tidak
berjalan sesuai rencana, padahal dia sudah mengikuti pelatihan yang sama dengan
temannya yang sukses. Ini yang selalu menjadi tanda Tanya dalam hidup saya ini
ketika terjun menjadi pengusaha, saya ingin bahwa kesan-kesan atau pikiran
negatif tentang usaha itu hilang dari pikiran saya. Karena terus terang saja saya
takut seperti itu. Ketika saya dengan rajin mengikuti seminar dan pelatihan
usaha, tapi ternyata hasilnya jauh sekali dari yang saya bayangkan. Inilah
alasan saya mengikuti MMB ini. Yang pertama adalah saya ingin mengetahui bakat
natural dalam diri saya, dan saya yakin bisa akan mengembangkan bakat itu. Yang
kedua yaitu bahwa setelah dengan ikut pelatihan Madrasah Mujahid Bisnis ini ,
mental dalam usaha saya betul – betul luar biasa. Betul-betul siap dalam
menghadapi kondisi apapun, dan yang ketiga alasan saya masuk MMB ini, saya
ingin tidak hanya dunia saja yang saya cari, akan tetapi akhirat sana yang
kekal yang harus saya tuju, salah satunya dengan menjadi manusia yang
berkualitas di hadapan Allah. Aamiin.
Dengan
jalan yang kuat, tentu saya yakin bahwa segala sesuatu akan terwujud karena
tekad dan keyakinan yang bulat lalu di tawakkal kan kepada Allah semata. Yakin
bahwa di dunia ini tidak ada yang mustahil, semuanya bisa jadi kenyataan kalau
kita sungguh-sungguh dalam menjalaninya. “Man Jadda Wa jada” , mantra itu
seakan membuat semua orang yakin akan kebesaran Allah dalam mengabulkan doa
nya. Dengan usaha maksimal, tentu hasil nya pun pasti akan di dapatkan
maksimal. Semoga dengan ikut MMB ini, merupakan salah satu jalan dan takdir
Allah bagi saya dan teman-teman saya di MMB menjadi awal dalam kesuksesan dalam
hidup. Kesuksesan meraih cita dan harapan bahagia dunia wal akhirat. Aamiin ya
Allah yaa Rabbal alamin.
3.
Vision (vs)
Tiap
orang mempunyai visi dan misi hidup berbeda-beda. Ada yang menginginkan
hidupnya berkahir dalam kebahagiaan, tapi ada juga yang menginginkan hidupnya
berakhir dalam penyesalan. Semua itu dikembalikan pada masing-masing orang yang
menjalani hidupnya sendiri. Begitu pun diri saya. Saya merupakan orang yang
selalu bermimpi, walaupun saya tidak tahu kapan mimpi-mimpi saya ini akan
tercapai, namun saya yakin bahwa suatu saat Allah mendengar Mimpi dan Doa saya
lalu mengabulkannya. Bukankah tiap perkataan itu sebuah doa ? maka tidak
salahnya kalau saya selalu bermimpi yang tinggi karena saya yakin yang saya
ucapkan adalah doa, dan mudah-mudahan di dengar oleh sang maha pencipta.
Saya
memang memiliki mimpi besar menjadi pengusaha. Yang saya geluti pada saat ini
adalah bidang IT atau teknologi, yang biasanya berkaitan dengan komputer dan
internet. Saya menginginkan menjadi pengusaha dalam bidang IT, entah saya buka
toko aksesoris komputer dan laptop, ataupun buka servis di rumah atau apa saja
lah yang berkaitan tentang komputer. Karena saya punya dasar dari bidang
komputer , dan saya ingin mengembangkan minat saya ini menjadi uang. Sekarang
ini pun saya sudah membuka servis laptop kecil-kecilan , meskipun hanya dari
teman, keluarga, saudara, atau dari siapa saja yang memang membutuhkan jasa
saya. Tapi ketika saya ngobrol dengan salah seorang pengusaha di jaya plaza
kosambi, dia mengatakan bahwa sekarang ini pasar komputer sedang turun. Omzet
rata-rata toko tiap bulan semakin turun. Hal ini yang membuat saya bingung
lagi, saya harus memutar otak bagaimana membuka usaha yang sesuai dengan saya.
Ketika
saya melihat-lihat dimana-mana, ternyata sekarang fashion sedang merajalela.
Orang-orang berbondong-bondong mencari fashion yang baru dan trendi. Saya
berpikir, kenapa saya tidak menjadi distributor nya saja, kan lumayan tuh kalau
tembus pasar. Sebenernya saya sedang mencari penjahit yang bisa di
distributorkan ke bandung. Kebetulan saya sangat berminat dengan menjual
kerudung atau pun baju muslim. Karena sekarang sudah mulai marak lagi baju
muslim yang nyaman. Namun terus terang, saya belum berani untuk action nya.
Untuk itu saya mengikuti MMB agar lebih berani lagi dalam melangkah dan action.
Ketika
awal pertemuan, kang rendy menjelaskan bahwa para lulusan MMB akan dibentuk
menjadi 3 bagian. Yang pertama bisa menjadi pengusaha individual, pengusaha
yang tidak ada sangkut paut nya lagi dengan MMB. Sedangkan yang kedua yaitu
bisa menjadi partner Darusy Syabab. Partner disini berarti kedua belah pihak
antara sang pengusaha dan Darusy Syabab saling berbagi keuntungan, dan juga
berbagi kerugian. Dan yang ketiga bisa menjadi tim dari Darusy Syabab, tim yang
menjadi bagian penting dalam Darusy Syabab. Sebenarnya saya ingin memilih pada
nomor 2, yaitu menjadi partner kang rendy saputra. Karena saya yakin manusia tidak bisa hidup sendiri, untuk
itu,saya pasti membutuhkan partner, dan kalau bisa memilih saya ingin memilih
nomor 2, menjadi partner kang rendy.
Kembali
ke masalah vision ini, saya mungkin termasuk orang yang banyak visi, tapi no
action. Saya sangat berharap sekali di pertemuan-pertemuan berikutnya di
Madrasah Mujahid Bisnis (MMB) Kang Rendy Saputra bisa lebih menjelaskan masalah
action dan vision ini. Karena setiap saya mendengarkan MP3 tentang motivasi
bisnis, hampir semua motivator selalu menomor satukan masalah action. Itulah
yang saya harapkan dalam mengikuti MMB ini. Ketika sudah lulus mengikuti
pelatihan MMB ini, saya seakan lahir kembali menjadi rama yang baru. Rama yang
penuh semangat dalam menjalani hidup. Rama yang senantiasa mengutamakan
kepentingan orang lain daripada diri sendiri, dan Rama yang selalu mementingkan
urusan akhirat. Aamiin Ya Allah .
Tiap
manusia mungkin memiliki visi dan tujuan yang berbeda. Namun yang saya cari
dalam ilmu MMB ini yaitu bagaimana cara menyelaraskan bakat natural dalam diri
saya dengan visi hidup saya yang lebih jelas. Hidup yang tidak lagi disuruh
untuk menjadi “babu” dan “beban” bagi para pengusaha di luar sana. Dan saya
berharap bahwa saya yang menjadi pengusaha itu, tapi tidak membayar karyawan
berdasarkan waktu, akan tetapi berdasarkan kemampuan yang ia miliki. Mungkin kebanyakan
orang lebih nyaman menjadi karyawan bank, ataupun bekerja menjadi PNS, begitu
pula ibu saya yang selalu mengharapkan saya agar jadi PNS, akan tetapi demi
Allah , jauh lebih mulia kalau menjadi pengusaha. Bekerja sesuai keringat
sendiri. Jikalau kita kerja maksimal, maka hasilnya pun akan maksimal, akan
tetapi jika kita bekerja malas-malasan, maka hasilnya pun pasti tidak seberapa.
Ini kembali kepada diri sendiri, bagaimana kita dituntut untuk lebih maksimal
dalam mengerjakan sesuatu, dan hasilnya pun akan maksimal. Berbeda sekali
dengan para PNS, mereka bekerja semaunya, tapi penghasilan mereka besar. Mereka
bekerja keras, tapi income nya pun besar.
“Allah
tidak akan merubah nasib suatu kaum, kalau kaum itu tidak merubah nasibnya
sendiri”. Rasanya firman Allah itu seakan membuat motivasi dalam hidup saya. Seakan
membuat saya lebih bisa merubah diri pada yang lebih baik. Semoga dengan ikut
MMB ini, segala cita-cita saya dapat terwujud. Bahagia di dunia, di akhirat
masuk surge. Aamiin ya Allah .